Rabu, 05 Februari 2014

#1 Serba-serbi Sanguin

1.      Suatu hari ketika masih kelas 6 SD, saya sedang berada di suatu bank swasta di daerah rumah saya. Saat melakukan pengisian formulir pembayaran, tiba-tiba seorang ibu membuka pembicaraan kepada saya. Menanyakan beberapa pertanyaan singkat kepada saya. Sembari menunggu teller, saya pun menjawab pertanyaan ibu itu dengan ramah. Di akhir pembicaraan kami, tiba-tiba teller yang ada di depan kami bertanya kepada ibu itu, “Ibu kenal?” Lalu ibu itu menjawab, “Oh, adik ini punya karakter yang enak diajak ngobrol.” Jawab ibu itu singkat. Teller dan ibu itupun tersenyum kepada saya. saya pun membalas senyuman mereka dan melengos pulang ke rumah.
2.      Saat berada di bangku kelas 5 SD, sekolah saya kedatangan mahasiswa PKL. Mereka berasal dari Universitas Negeri Malang. Saat itu kelas saya sedang pelajaran Bahasa Indonesia, salah satu pelajaran favorit saya selain Olahraga dan Kesenian – sebab tidak ada pelajaran lain lagi yang mampu menggugah passion saya, hehehe. Kebetulan yang mengisi kelas saya saat itu adalah mahasiswa PKL tersebut dan seorang dosen pembimbingnya sebagai pengawas.
Saat itu ia memberikan materi kepada kami tentang mengarang cerita bergambar. terlihat gambar seekor semut, ulat dan kupu-kupu di papan tulis. Saya dan teman-teman pun mulai mengarang bebas tentang gambar itu, dan satu persatu dari kami diwajibkan membacanya di depan kelas, termasuk saya. Di akhir jam pelajaran, tiba-tiba dosen pembimbing/ pengawas mahasiswa tersebut menghampiri saya seraya berkata, “Aku suka ceritamu mas, kamu pintar ya.” Dan saya pun tersenyum.
3.      Masih seputar pengalaman SD. Saya termasuk siswa yang cukup “berani tampil” saat itu. Ketika ada olimpiade tingkat kota – bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, saya beserta beberapa teman dipilih untuk mewakili sekolah kami. Saat itu saya mewakili sekolah di bidang Bahasa Indonesia. Ada materi sinopsis – kala itu sinopsis tentang perjuangan Ki Hajar Dewantara. Ada juga materi editing dan membaca. Satu hal yang membuat saya nyesek dari olimpiade ini adalah saat pengumuman pemenang. Saya berhasil menduduki urutan keempat dengan skor 393, selisih 1 skor dengan pemenang ketiga, dengan skor 394. Padahal yang menjadi pemenang hanyalah 3 orang. Selangkah lagi bossss!!!
4.      Saat pentas seni perpisahan siswa kelas 6, saya terpilih sebagai pengisi acara. Kebetulan saat itu saya membaca puisi bersama adik kelas bernama Diana Nurindasari. Kami membacakan puisi dengan judul – seingat saya – “Sholat”. Saat hari H, kami membacakannya dengan kompak dan berhasil mengumpulkan jutaan telapak tangan wali murid dan guru yang saat itu sedang menghadiri acara tersebut. Hehehehe… keesokan harinya, saat membaca salah satu Koran lokal di kota saya, terpampang foto kami berdua yang sedang manggung beserta beritanya di rubrik Pendidikan. Cuma itu kok, but proud of it! Hihihi….
5.      Saat masih SD, saya sering diikutsertakan dalam lomba cerdas cermat Pendidikan Agama Islam. Saat itu saya masih berada di kelas 5. Satu tim terdiri dari 3 orang. Sengaja sekolah kami meramu tim dari 3 kelas berbeda. Tim saya terdiri dari Azharul Iman dari kelas 4, Aris Bagus – saya sendiri – dari kelas 5, dan sebut saja yoyon – saya lupa namanya – dari kelas 6. Tim kami cukup kompak dan mahir membagi strategi. Beberapa kali menang dalam cerdas cermat, baik tingkat kelurahan, kecamatan maupun kota. Namun, kami patut berbangga atas hal itu, walaupun kala itu kejayaan kami berhasil dibinasakan oleh tim dari SD Dharma Wanita Brawijaya.
6.      Ini kejadian aneh tapi cukup membuat saya berhasil di posisi awkward moment. Saat masih SD saya hobi sekali membaca puisi. Setiap ada lomba membaca puisi baik itu tingkat kota maupun provinsi, sekolah saya selalu mengirim saya dan kakak kelas saya – namanya Lia dan saya sempat naksir doi, hahaha – busyet! Kejadian ini terjadi berulang kali. Begini. Setiap ada lomba membaca puisi yang diselenggarakan oleh pihak di luar sekolah, Lia selalu berada di atas saya. tapi, ketika yang menyeleggarakan pihak sekolah, baik itu saat perayaan HUT sekolah ataupun Maulid Nabi, saya selalu berada di atasnya. Kejadian ini sempat membuat saya bertanya-tanya, “lho, kok?” Dan ini selalu terjadi di antara kami sewaktu masih SD dulu. Btw, How is she, today? Hehehe…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar