Rabu, 05 Februari 2014

Kombinasi Apa yang Pas untuk Seonggok Laptop, Segelas Kopi dan Kue Kering?

Oke. Saya akui untuk kali ini saya benar-benar blackout alias bingung mau ngapain. Setelah berakhirnya “karir” saya di Lembaga Pers Mahasiswa Indikator FEB UB, saya mulai berpikir jauh ke depan. Kesibukan apa selanjutnya? Dan hari ini baru hari pertama pasca “dipecatnya” saya dari organisasi itu.
Begini. Ceritanya saya dan beberapa kawan di Indikator berencana untuk membuang segala “sampah” di otak kami selama setahun kepengurusan ini. Malam itu, kami berkumpul di tempat kami biasa nongkrong ketika tidak ada tujuan lain. Nol Derajat – sebutan khusus kami untuk sebuah warung bubur ayam pinggir jalan. Awalnya kami berencana ke pantai esok paginya, namun terkendala waktu sehingga rencana ke Banyuwangi yang awalnya dilaksanakan awal bulan Februari jadi dimajukan akhir Januari.
Dalam pikiran saya, “saya lagi bokek bro!” Ah, gampang kalau masalah uang. Barangkali rekan saya bisa berbaik hati meminjamkan beberapa lembar rupiahnya kepada saya. urusan beres! Tapi, ada satu hal yang membuat saya membuat saya ragu. Satu hal yang pasti dan tak mungkin saya langgar – sebagai insan yang baik hendaknya berlaku patuh terhadap orang tua.
Dan benar saja. saya hanya bisa gigit jari. Meskipun rekan-rekan saya tersebut memaksa saya untuk ikut, saya tetap tidak bisa. Bahkan, mereka nekat mau “menculik” saya di rumah. sial. What kind of man I am.
Akhirnya, saya (harus) ikhlas. Merelakan kepergian mereka menuju Kawah Ijen. Bangsaaaaaaat!
Lalu, kombinasi apa yang pas untuk seonggok laptop, segelas kopi, dan beberapa kue kering di saat hujan begini? This is it!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar