Jumat, 07 Februari 2014

Let's Play!



Di jaman seperti ini, mungkin saya termasuk orang yang beruntung. Kenapa demikian? Yup, bukan lain adalah saya sempat ikut menikmati permainan tradisional pada jamannya. Beberapa dari kita mungkin pernah memainkan – at least pernah mendengar – yang namanya petak umpet, bentengan, umbulan, gobak sodor (go back to door), boy-boy-an, engklek, dakon, sri gendem, dan lain sebagainya (nama-nama permainan tersebut adalah permainan yang pernah ada di daerah saya. Sebenarnya masih banyak jenis permainan tradisional yang lainnya, termasuk di daerah anda). Merekalah yang selalu menemani kehidupan masa kanak-kanak saya, yakni pada tahun 90-an. Teman-teman sebaya saya pun patut dan harus bersyukur sempat merasakan “perjuangan” permainan tradisional menarik minat anak-anak saat itu.
Namun, kondisinya berbeda dengan sekarang. Jaman sudah berubah, teknologi makin maju. Sialnya, apa-apa bisa dilakukan secara praktis. Membuat permainan tradisional menjadi kurang diminati dan lambat laun hanya tinggal nama. Mungkin, anak-anak jaman sekarang lebih tertarik  pada hal-hal yang berbau canggih dan modern, semua serba praktis dan memudahkan. Jatuh-jatuhnya lebih individual dan anti sosial. Sangat disayangkan.
Padahal keren lho kalau permainan tradisional bisa kembali ke kehidupan kita. Setiap permainan yang dimainkan memiliki nilai-nilai tersendiri. Seperti bentengan. Dalam permainan ini dituntut adanya kerja sama tim, ketangkasan dan kecepatan. Begitu juga dengan petak umpet. Setiap orang perlu cepat dan tangkas dalam memainkannya. Kepekaan terhadap keberadaan lawan main menjadi yang utama dalam permainan ini. Ada lagi, pernah mendengar permainan Gobak sodor (go back to door)? Permainan yang penuh strategi dan trik dalam mengecoh lawan main. Kerja sama tim juga sangat diperlukan dalam permainan ini. Tim yang paling pandai mengatur siasat, dia lah yang menang.
Pada intinya, walaupun dianggap jadul, namun permainan-permainan semacam ini sangat menyenangkan. Di samping memiliki nilai sosial yang tinggi, juga mampu menciptakan kepuasan tersendiri, yakni perasaan senang. Masa kecil sangatlah penting untuk belajar bersosialisasi dengan masyarakat. Menumbuhkan kepekaan terhadap orang lain serta mengasah jiwa sosial terhadap masyarakat – saya harap kita masih ingat pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). So, let’s play (again)!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar