Sedikit curhat nih soal
impian, bisa dibilang cita-cita lah…
Seperti
manusia pada umumnya, saya juga mempunyai cita-cita. Tidak terlepas dari yang
namanya jurnalistik, menjadi seorang jurnalis sepertinya hal yang menyenangkan.
Kenapa saya katakan demikian? Menurut subjektif saya, profesi ini termasuk yang
mengandung banyak tantangan dan kita bisa mengenal banyak orang baru.
Bayangkan, dari pengalaman yang saya dapat, dalam sekali penggarapan sebuah
berita tentunya tersaji beberapa narasumber yang perlu diwawancara. Nah,
narasumber tersebut berasal dari berbagai kalangan, tergantung lingkup berita
yang kita garap. Kita juga bisa sekalian berkenalan, menambah link baru, dan menjalin relasi dengan
mereka. Lalu, bagaimana
dengan keseharian seorang jurnalis yang kita tahu dapat menggarap banyak berita
dalam sehari? Bisa anda bayangkan sendiri.
Yang kedua,
kita juga bisa pergi melancong ke berbagai tempat ketika kita ditugaskan
mencari data terkait berita yang kita garap. Misalnya, kita sedang menggarap
isu terkait nasib pendidikan masyarakat suku pedalaman di Kalimantan. Tentunya
kita perlu mencari data primer terkait kehidupan mereka, melalui reportase.
Merancang daftar narasumber dan bergegas “berperang” bersenjatakan alat tulis,
kamera dan recorder. Saya kira ini sangat
menarik. Katakanlah, sambil menyelam minum air, selain bertugas sebagai
reporter, kita juga bisa menjelajah berbagai daerah. Refreshing mungkin, atau mencoba tempat-tempat jauh supaya tidak
tinggal diam di kampung halaman saja. Itu menurut saya.
Namun, banyak
sekali jenis-jenis dari jurnalis ini sendiri. Ada jurnalis perang, jurnalis gosip,
jurnalis musik, dan
lain sebagainya. Nah, dari sekian banyak jenis jurnalis yang saya sukai,
jurnalis musik lah
yang lebih mempunyai “magnet” besar bagi saya.
Walaupun saya
tidak mahir dalam memainkan alat musik tetapi ingin terjun dalam dunia musik,
toh tidak ada salahnya kita mencoba jalur lain untuk menyelami musik itu
sendiri. Kata orang, “banyak jalan menuju Roma”. Peribahasa itulah yang sesuai
untuk menggambarkan cara saya terjun
dalam bidang musik itu sendiri. Ini opini saya, jika ada yang keberatan saya
mohon maaf. Mari kita diskusikan dengan santai.
Lantas, kenapa
musik? Ini soal ketertarikan. Siapa yang tidak kenal dengan musik, walaupun ada,
at least pernah mendengarkan lagu
lah. Anggap saja begitu. Passion saya
dalam bidang musik yang selalu gagal nge-band
membuat saya mencari pelarian untuk lebih jauh mempelajari musik itu sendiri.
Ya, melalui cara ini. Menjadi jurnalis musik. Tidak salah kan? Alasannya, kita
bisa tahu tentang musik, mengetahui info ter-update soal musik, dan kereeeeeeen!!!! Hahaha….(saya kehabisan
kata-kata untuk mengungkapkan argumen ini)
Inti dari
segala inti tentang keinginan saya menjadi jurnalis musik adalah saya ingin
mendedikasikan diri saya untuk musik, terutama musik dalam negeri. Ini
lho,Indonesia juga punya musisi-musisi berkualitas. Ini lho, Indonesia juga tak
kalah soal bermusik.
Sorry apabila tulisan saya sedikit ngelantur, saking
getolnya pingin jadi jurnalis musik. Semoga ada pemimpin redaksi yang membaca
tulisan saya ini, supaya saya bisa turut bekerja sama dengan mereka. Salam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar