Rabu, 05 Februari 2014

Jurnalist Wanna Be!

Sedikit curhat nih soal impian, bisa dibilang cita-cita lah…
Seperti manusia pada umumnya, saya juga mempunyai cita-cita. Tidak terlepas dari yang namanya jurnalistik, menjadi seorang jurnalis sepertinya hal yang menyenangkan. Kenapa saya katakan demikian? Menurut subjektif saya, profesi ini termasuk yang mengandung banyak tantangan dan kita bisa mengenal banyak orang baru. Bayangkan, dari pengalaman yang saya dapat, dalam sekali penggarapan sebuah berita tentunya tersaji beberapa narasumber yang perlu diwawancara. Nah, narasumber tersebut berasal dari berbagai kalangan, tergantung lingkup berita yang kita garap. Kita juga bisa sekalian berkenalan, menambah link baru, dan menjalin relasi dengan mereka. Lalu, bagaimana dengan keseharian seorang jurnalis yang kita tahu dapat menggarap banyak berita dalam sehari? Bisa anda bayangkan sendiri.
Yang kedua, kita juga bisa pergi melancong ke berbagai tempat ketika kita ditugaskan mencari data terkait berita yang kita garap. Misalnya, kita sedang menggarap isu terkait nasib pendidikan masyarakat suku pedalaman di Kalimantan. Tentunya kita perlu mencari data primer terkait kehidupan mereka, melalui reportase. Merancang daftar narasumber dan bergegas “berperang” bersenjatakan alat tulis, kamera dan recorder. Saya kira ini sangat menarik. Katakanlah, sambil menyelam minum air, selain bertugas sebagai reporter, kita juga bisa menjelajah berbagai daerah. Refreshing mungkin, atau mencoba tempat-tempat jauh supaya tidak tinggal diam di kampung halaman saja. Itu menurut saya.
Namun, banyak sekali jenis-jenis dari jurnalis ini sendiri. Ada jurnalis perang, jurnalis gosip, jurnalis musik, dan lain sebagainya. Nah, dari sekian banyak jenis jurnalis yang saya sukai, jurnalis musik lah yang lebih mempunyai magnet besar bagi saya.
Walaupun saya tidak mahir dalam memainkan alat musik tetapi ingin terjun dalam dunia musik, toh tidak ada salahnya kita mencoba jalur lain untuk menyelami musik itu sendiri. Kata orang, “banyak jalan menuju Roma”. Peribahasa itulah yang sesuai untuk menggambarkan cara saya  terjun dalam bidang musik itu sendiri. Ini opini saya, jika ada yang keberatan saya mohon maaf. Mari kita diskusikan dengan santai.
Lantas, kenapa musik? Ini soal ketertarikan. Siapa yang tidak kenal dengan musik, walaupun ada, at least pernah mendengarkan lagu lah. Anggap saja begitu. Passion saya dalam bidang musik yang selalu gagal nge-band membuat saya mencari pelarian untuk lebih jauh mempelajari musik itu sendiri. Ya, melalui cara ini. Menjadi jurnalis musik. Tidak salah kan? Alasannya, kita bisa tahu tentang musik, mengetahui info ter-update soal musik, dan kereeeeeeen!!!! Hahaha….(saya kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan argumen ini)
Inti dari segala inti tentang keinginan saya menjadi jurnalis musik adalah saya ingin mendedikasikan diri saya untuk musik, terutama musik dalam negeri. Ini lho,Indonesia juga punya musisi-musisi berkualitas. Ini lho, Indonesia juga tak kalah soal bermusik.

Sorry apabila tulisan saya sedikit ngelantur, saking getolnya pingin jadi jurnalis musik. Semoga ada pemimpin redaksi yang membaca tulisan saya ini, supaya saya bisa turut bekerja sama dengan mereka. Salam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar